Profil Desa Adiarsa
Ketahui informasi secara rinci Desa Adiarsa mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Adiarsa, Kertanegara, Purbalingga. Sebuah desa padat penduduk yang kehidupannya menyatu dengan dinamika Sungai Klawing, menyeimbangkan potensi agraris dan ekonomi galian C dengan tantangan konstan berupa risiko bencana alam dan isu lingkungan.
-
Simbiosis dengan Sungai Klawing
Seluruh aspek kehidupan desa, mulai dari struktur ekonomi hingga risiko kebencanaan, sangat dipengaruhi oleh keberadaan Sungai Klawing yang menjadi batas sekaligus sumber daya utama.
-
Ekonomi Dua Wajah
Perekonomian desa ditopang oleh dua sektor yang kontras, yakni pertanian tradisional yang subur di bantaran sungai dan aktivitas penambangan pasir serta batu (Galian C) yang lebih ekstraktif.
-
Fokus pada Mitigasi Bencana
Sebagai desa padat yang terletak di dataran rendah tepi sungai, Pemerintah Desa Adiarsa dan warganya secara rutin menghadapi tantangan banjir, menjadikan upaya mitigasi dan kesiapsiagaan sebagai prioritas utama.

Terletak di sepanjang aliran salah satu sungai terpenting di Kabupaten Purbalingga, Desa Adiarsa di Kecamatan Kertanegara menjalani sebuah realitas yang unik dan penuh dinamika. Kehidupan di desa ini terjalin begitu erat dengan Sungai Klawing, yang menjadi sumber berkah ekonomi sekaligus sumber ancaman yang abadi. Sebagai sebuah desa dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, Adiarsa menjadi potret nyata dari perjuangan komunitas dalam menyeimbangkan antara pemanfaatan sumber daya alam untuk penghidupan dan keharusan untuk hidup berdampingan dengan risiko bencana.
Kisah Desa Adiarsa bukanlah tentang kemegahan objek wisata, melainkan tentang ketangguhan (resiliensi) warganya. Perekonomian desa ini ditopang oleh dua pilar yang saling bertolak belakang: kesuburan tanah aluvial untuk pertanian dan kekayaan material pasir dan batu dari dasar sungai. Harmonisasi antara kedua sektor ini, sambil terus waspada terhadap luapan air, menjadi narasi utama yang membentuk karakter dan masa depan Desa Adiarsa.
Geografi dan Demografi di Bawah Bayang-Bayang Sungai
Secara geografis, Desa Adiarsa merupakan salah satu desa di dataran rendah Kecamatan Kertanegara. Wilayahnya relatif kecil, dengan luas tercatat hanya 118,54 hektar. Meskipun demikian, desa ini menampung populasi yang cukup besar, menjadikannya salah satu desa terpadat.
Berdasarkan data kependudukan terbaru, Desa Adiarsa dihuni oleh 2.750 jiwa, yang terdiri dari 1.380 penduduk laki-laki dan 1.370 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah yang terbatas, tingkat kepadatan penduduknya mencapai angka yang sangat tinggi, yakni sekitar 2.320 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan ini memberikan tekanan besar pada kebutuhan lahan untuk permukiman dan infrastruktur, serta meningkatkan tingkat kerentanan terhadap bencana.
Batas-batas wilayah administrasi Desa Adiarsa sangat dipengaruhi oleh lanskap sekitarnya:
- Sebelah UtaraBerbatasan dengan Desa Karangtengah
- Sebelah TimurBerbatasan dengan Desa Kertanegara
- Sebelah SelatanDibatasi langsung oleh aliran Sungai Klawing
- Sebelah BaratBerbatasan dengan Desa Krangean
Lokasi Desa Adiarsa dapat diidentifikasi melalui kode pos 53351 dengan kode wilayah administrasi dari Kemendagri 33.03.18.2004. Berada persis di tepi sungai besar menjadi karakteristik geografis utama yang mendefinisikan hampir seluruh aspek kehidupan di desa ini.
Sungai Klawing: Berkah Ekonomi Sekaligus Ancaman Bencana
Sungai Klawing bagi warga Adiarsa ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, sungai ini menyediakan sumber daya vital yang menggerakkan roda perekonomian. Di sisi lain, ia menyimpan potensi destruktif yang menuntut kewaspadaan tanpa henti.
1. Berkah dari Bantaran dan Dasar Sungai Perekonomian desa secara historis bertumpu pada sektor pertanian. Endapan aluvial yang dibawa oleh aliran sungai menjadikan lahan di bantaran sangat subur dan ideal untuk ditanami padi. Sawah-sawah yang terhampar menjadi tulang punggung ketahanan pangan dan sumber pendapatan turun-temurun bagi banyak keluarga.
Namun dalam beberapa dekade terakhir, muncul pilar ekonomi baru yang tak kalah signifikan, yakni penambangan pasir dan batu (Galian Tipe C). Dasar Sungai Klawing kaya akan material bangunan berkualitas tinggi. Aktivitas penambangan ini menyerap banyak tenaga kerja lokal, terutama sebagai penambang manual dan operator angkut. Setiap hari, puluhan truk keluar masuk desa, mengangkut material yang menjadi bahan baku bagi pembangunan di seluruh wilayah Purbalingga dan sekitarnya. Aktivitas ini memberikan pendapatan tunai yang cepat dan menjadi alternatif pekerjaan bagi warga.
2. Ancaman yang Selalu Mengintai Berkah ekonomi dari Sungai Klawing harus dibayar mahal dengan risiko bencana yang selalu ada. Setiap kali musim penghujan tiba dengan intensitas tinggi, warga Desa Adiarsa hidup dalam kecemasan. Luapan Sungai Klawing merupakan peristiwa yang terjadi secara periodik. Sebagai contoh, pada siklus musim hujan tahunan, beberapa wilayah di dusun terdekat dengan bibir sungai sering kali terendam air, merusak lahan pertanian, menggenangi rumah-rumah dan melumpuhkan aktivitas warga. Kejadian seperti ini tidak hanya menyebabkan kerugian material, tetapi juga memberikan tekanan psikologis bagi masyarakat.
Tata Kelola Pemerintahan yang Adaptif terhadap Risiko
Mengelola desa seperti Adiarsa menuntut kepemimpinan yang tidak hanya fokus pada pembangunan, tetapi juga pada manajemen risiko bencana. Di bawah arahan Kepala Desa, Sudarso, Pemerintah Desa Adiarsa menempatkan program mitigasi dan kesiapsiagaan bencana sebagai prioritas.
Fokus utama pemerintah desa meliputi:
- Pembangunan Infrastruktur MitigasiBekerja sama dengan pemerintah kabupaten dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), pemerintah desa secara bertahap mengusulkan dan mengawal pembangunan infrastruktur fisik seperti tanggul penahan banjir (talud) di titik-titik paling rawan.
- Sistem Peringatan DiniMengembangkan sistem komunikasi dan peringatan dini sederhana di tingkat komunitas. Informasi mengenai ketinggian muka air di hulu sungai disebarkan secara cepat melalui pengeras suara masjid, grup WhatsApp, atau komunikasi antarwarga untuk memberikan waktu bagi masyarakat untuk bersiap.
- Edukasi dan Simulasi BencanaBerkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, pemerintah desa menyelenggarakan sosialisasi dan simulasi evakuasi secara berkala. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapan warga dalam menghadapi situasi darurat.
- Regulasi Aktivitas EkonomiPemerintah desa menghadapi tugas sulit dalam menyeimbangkan manfaat ekonomi dari penambangan dengan dampak lingkungannya. Upaya dilakukan untuk berdialog dengan para pelaku usaha dan warga agar aktivitas penambangan tidak memperparah kerusakan tebing sungai yang dapat memicu erosi dan memperburuk dampak banjir.
Struktur pemerintahan yang terbagi dalam 2 dusun, 4 Rukun Warga (RW), dan 18 Rukun Tetangga (RT) menjadi ujung tombak dalam penyebaran informasi dan mobilisasi warga saat situasi darurat.
Wajah Sosial Masyarakat yang Tangguh dan Waspada
Tumbuh dan hidup dalam lingkungan yang penuh ketidakpastian telah menempa karakter masyarakat Desa Adiarsa menjadi komunitas yang tangguh, solid, dan selalu waspada. Semangat gotong royong dan solidaritas sosial terasa begitu kental, terutama saat bencana melanda.
Ketika banjir datang, warga secara spontan saling membantu dalam proses evakuasi, mengamankan harta benda, dan berbagi sumber daya di pengungsian sementara. Setelah banjir surut, mereka akan bekerja bakti bersama membersihkan lumpur dan puing-puing yang tersisa. Ikatan sosial yang kuat ini menjadi modal sosial paling berharga yang memungkinkan mereka untuk bangkit kembali dengan cepat dari setiap musibah.
Selain itu, telah berkembang kearifan lokal di tengah masyarakat. Sebagian warga senior mampu "membaca" tanda-tanda alam, seperti perubahan warna air sungai atau perilaku hewan, sebagai pertanda akan datangnya banjir. Pengetahuan tak tertulis ini diwariskan dari generasi ke generasi dan melengkapi sistem peringatan dini yang lebih modern.
Menatap Masa Depan dengan Manajemen Sungai Berkelanjutan
Desa Adiarsa adalah mikrokosmos dari hubungan kompleks antara manusia dan alam. Masa depan desa ini sangat bergantung pada terwujudnya manajemen Sungai Klawing yang lebih terpadu dan berkelanjutan. Upaya ini tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah desa, tetapi memerlukan kolaborasi multi-pihak, mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, hingga kesadaran dari desa-desa lain di sepanjang daerah aliran sungai.
Beberapa langkah strategis untuk masa depan Adiarsa meliputi diversifikasi ekonomi yang tidak terlalu bergantung pada sektor ekstraktif, pengenalan praktik pertanian yang lebih adaptif terhadap iklim dan banjir, serta penguatan program konservasi di area sempadan sungai. Dengan modal sosial berupa ketangguhan dan solidaritas warganya, serta dukungan kebijakan yang tepat, Desa Adiarsa memiliki peluang untuk bertransformasi dari desa yang rentan menjadi desa yang berdaya tahan (resilient) dalam menghadapi dinamika alam.